Spektrofotometer – Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menggunakan

Spektrofotometer – Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan prinsip serapan cahaya dengan menggunakan sinar ultraviolet. Spektrofotometer ini adalah gabungan dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer. Nah, di artikel kali ini penulis akan membahas berbagai macam topik terkait alat spektrofotometer, mulai dari pengertian spektrofotometer, sejarah spektrofotometer, fungsi spektrofotometer, jenis spektrofotometer, bagian-bagian spektrofotometer, cara menggunakan spektrofotometer, cara merawat spektrofotometer, kisaran harga spektrofotometer dan yang lainnya. Agar tidak penasaran, langsung saja kita simak artikel berikut ini.

PT. Andaru Analitika Sains sebagai konsultan alat laboratorium menjual alat Spektrofotometer tersebut. Untuk informasi lebih lengkap, anda bisa menghubungi customer service kami via whatsapp 087777277740, telepon (0251) 7504679 atau berkunjung ke kantor langsung. Link pengetahuan produk spektrofotometer kami sertakan pada link : jual spektrofotometer.

jual-alat-laboratorium-kontak-whatsapp-apm

alat laboratorium spektrotometer
Spektrofotometer

Isi Pembahasan

Pengertian Spektrofotometer

Apa itu spektrofotometer ?

Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai absorbansi pada suatu sampel larutan. Alat spektrofotometer ini berasal dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer.

Sebelumnya, apa anda pernah menggunakan alat spektrofotometer ini? Jika pernah, boleh bagikan ceritanya di kolom komentar ya. Yuk kita diskusi bersama.

spektrometer dan fotometer
Ilustrasi Alat Spektrometer dan Fotometer

Oke, mari kita lanjut lagi. Spektrofotometer  ini merupakan alat yang dapat menghasilkan sinar dari pancaran cahaya dengan menggunakan panjang gelombang tertentu. Lalu, bagaimana dengan fotometer?

Untuk fotometer, alat ini lebih mengacu pada intensitas cahaya. Nantinya, intensitas cahaya itu akan mengalami transmisi, atau dengan nama lain absorpsi (penyerapan). Ilustrasi nya dapat anda lihat pada gambar di atas ya. Oh iya, beberapa ilustrasi gambar yang ada di artikel ini penulis ambil dari berbagai sumber, ada wikipedia, dan yang lainnya.

Jadi, spektrofotometer  ini dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mendapatkan nilai serapan dari sampel dengan menggunakan sinar ultraviolet. Sinar ini memiliki warna yang spesifik.

Sejarah Spektrofotometer

Dengan banyaknya kelebihan yang dimiiki tersebut, pasti anda semua penasaran bukan, siapa sih ilmuwan yang pertama kali menciptakan spektrofotometer ini? Yuk langsung saja simak sejarahnya berikut ini.

Kemunculan spektrofotometer  ini berawal pada abad ke-19, tepatnya pada tahun 1802. Penemuan ini berawal dari seorang ilmuwan bernama William Hyde Wollaston . Pada saat itu William menemukan bahwa dalam sebuah spektrum optik matahari, didapat beberapa garis hitam. Hal ini pun akhirnya mematahkan temuan sebelumnya yang menganggap bahwa sebuah spektrum matahari tidak dapat tersusun dari gradasi warna. Padahal, nyatanya semua itu pun bisa dilakukan.

sejarah alat spektrofotometer
Sejarah Alat Spektrofotometer

Temuan William ini kemudian diperkuat oleh ilmuwan lainnya, yakni Josef Von Fraunhofer. Ya, pada tahun 1814 Josef pun meneliti hal yang sama. Kedua ilmuwan tersebut pun akhirnya mengukur panjang gelombang dari garis-garis tersebut.

Lalu, apa yang dapat disimpulkan ?

Dari temuan kedua ilmuwan tersebut, akhirnya disimpulkan bahwa garis-garis hitam tersebut disebabkan karena adanya beberapa elemen kimia yang terserap dari matahari tersebut.

Temuan mengenai alat spektrofotometer pun terus berlanjut. Pada tahun 1905, ditemukan sebuah alat untuk melihat spektrum. Bentuknya pun hampir menyerupai tabung, dan alat inilah yang kemudian dikenal sebagai spektrometer sederhana pada masa itu. Spektrofotometer pun terus dikembangkan hingga pada akhirnya menjadi spektrofotometer dengan bentuk yang lebih modern.

Fungsi Spektrofotometer 

Apa sih fungsi spektrofotometer ini ?

Fungsi spektrofotometer  adalah untuk mengidentifikasi nilai absorbansi dari suatu sampel dengan menggunakan sinar ultra violet. Spektrofotometer ini dapat menghasilkan nilai absorbansi secara kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai absorbansi yang nantinya akan dibandingkan dengan kontrol positif.

Mungkin anda bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan pengujian kualitatif dan kuantitatif?

Pengujian kualitatif adalah pengujian yang dilakukan berdasarkan bentuk dan warna, seperti warna sampel. Sedangkan pengujian kuantitatif adalah uji yang dilakukan untuk menghasilkan suatu nilai atau angka, seperti nilai absorbansi contohnya.

Prinsip Kerja Spektrofotometer 

Poin selanjutnya yakni mengenai prinsip kerja. Prinsip kerja spektrofotometer  ini adalah berdasarkan dispersi cahaya. Dispersi cahaya merupakan sebuah kondisi suatu cahaya yang diuraikan menjadi beberapa spektrum warna. Nah, untuk memunculkan dispersi cahaya diperlukan cermin prisma.

Spektrofotometer juga terkenal dengan prinsip hukum lambert beer. Apa Yang dimaksud dengan hukum lambert beer?

Hukum lambert beer adalah hukum yang berhubungan erat dengan penyerapan atau absorbsi dan intesitas cahaya. Intensitas cahaya ini sebenarnya bergantung pada konsentrasi dari sampel yang ada. Hukum lambert beer ini adalah dasar fotometri dalam melakukan sebuah analisis sampel. Berikut sekilas ilustrasi prinsip kerja spektrofotometer .

prinsip kerja spektrofotomet
Prinsip Kerja Spektrofotometer
ilustrasi panjang gelombang
Macam – Macam Panjang Gelombang

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, spektrofotometer ini perlu menggunakan cermin prisma. Cermin prisma ini nantinya akan dilindungi oleh wadah.

Spesifikasi Spektrofotometer

Kita lanjut ke spesifikasi alat ya.

Spektrofotometer terbagi menjadi dua jenis, yakni spektrofotometer  single beam dan spektrofotometer double beam. Sebenarnya, perbedaan kedua jenis spektrofotometer ini hanya terletak pada pemberian cahaya. Pada single beam contohnya, cahaya hanya akan melewati satu arah, agar nilai yang dihasilkan nantinya adalah memang nilai dari sampel yang dimasukkan tadi.

Spektrofotometer  double beam memiliki nilai blanko yang dapat langsung diukur dengan larutan secara bersamaan. Suatu spektrofotometer ini akan tersusun dari sumber yang sama. Yuk kita lanjut ke perbedaan single beam dan double beam.

Single Beam

Pertama-tama, kita bahas mengenai single beam dulu ya. Spektrofotometer  single beam ini dapat digunakan untuk pengukuran yang bersifat kuantitatif. Jenis single beam ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya prosesnya yang lebih sederhana, dan dapat mengurangi biaya karena harganya lebih murah.

Single beam dan double beam memiliki perbedaan di sumber cahaya yang dihasilkannya. Sehingga panjang gelombang keduanya pun berbeda. Panjang gelombang paling rendah pada single beam adalah 190 sampai 210 nm, dan yang paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm.

Double Beam

Selanjutnya ada spektrofotometer double beam. Berbeda dengan spektrofotometer  single beam. Jenis single dapat digunakan pada  panjang gelombang dari 190 sampai 750 nm. Spektrofotometer jenis double beam ini akan  memiliki dua sinar yang dibentuk oleh potongan sinar. Nantinya, sinar pertama akan melewati larutan blanko, dan yang kedua akan melewati sampel.

Ilustrasi mengenai alat spektrofotometer, baik single beam ataupun double beam dapat anda lihat berikut ini.

ilustrasi single beam dan double beam
Ilustrasi Spektrofotometer Single Beam dan Double Beam

Jenis – Jenis Spektrofotometer

Setelah membahas mengenai spesifikasi spektrofotometer, selanjutnya kita pelajari jenis-jenis nya yuk. Secara umum, spektrofotometer  ini memiliki beberapa jenis. Diantaranya ada spektrofotometer uv-vis, spektrofotometer infra merah (FTIR), spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer resonansi magnetik inti (NMR), dan spektrofotometer pendar molecular. Yuk kita simak sedikit mengenai jenis-jenis spektrofotometer.

Spektrofotometer Uv-Vis

Seperti yang sudah kita bahas di poin selanjutnya, spektrofotometer  adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan prinsip serapan cahaya dengan menggunakan sinar ultraviolet. Spektrofotometer ini adalah gabungan dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer. Nah, cahaya pada spektrofotometer ini berguna untuk menangkap objek ini memiliki panjang gelombang yang berbeda.

ilustrasi spektrofotometer uv vis
Spektrofotometer Uv Vis

Spektrofotometer jenis ini merupakan gabungan antara prinsip dari alat spektrofotometer  UV dan Visible, hingga akhirnya menghasilkan jenis spektrofotometer UV Vis ini.  Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yakni yang berasal dari sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.

Bagaimana cara kerjanya?

Nantinya, larutan yang telah dimasukkan ke dalam kuvet akan dianalisis dengan cara diukur serapannya. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet atau yang bisa disebut juga dengan sinar tampaknya. Pada prosesnya nanti, konsentrasi larutan yang dianalisis nilainya akan sebanding dengan  jumlah sinar yang diserap oleh zat di dalam sampel tersebut.

Infra Merah

Kedua ada infra merah. Infra merah ini juga dikenal dengan sebutan FTIR. Pada tahun 1800, seorang ilmuwan bernama Sir William Herschel pertama kali memperkenalkan konsep radiasi infra merah. Radiasi inframerah ini telah melalui berbagai macam percobaan. Spektrofotometer infra red (infra merah) ini menggunakan metode dengan mengamati radiasi elektromagnetik yang berada pada panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm, atau pada bilangan gelombang 13.000-10 cm-1.

ilustrasi spektrofotometer ftir
FTIR

Spektrofotometer infra merah atau FTIR ini fungsinya sangat luas, baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Fungsi utama dari spektrofotometer infra merah atau IR ini adalah untuk identifikasi senyawa organik. Hal ini dikarenakan, FTIR memiliki spektrum yang sangat kompleks, terdiri dari banyak puncak-puncak.

Selain itu, spektrum FTIR yang berasal dari senyawa organik memiliki sifat fisik yang baik. Hal tersebut menandakan bahwa tiap larutan yang diuji memiliki kemungkinan spektrum yang berbeda. FTIR ini secara sederhana bekerja saat radiasi elektromagnetik. Sehingga, daerah infra merah akan mengeluarkan getaran yang berputar.

Komponen jenis spektrofotometer  infra merah (Inframerah) terdiri dari lima bagian pokok yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, dan rekorder. Spektrofotometer infra merah dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu  IR dengan berkas tunggal (single-beam) dan berkas ganda (double-beam).

SSA (Serapan Atom)

spektrofotometer serapan atom
Spektrofotometer Serapan Atom

Yang kedua ada Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). SSA ini paling sering digunakan untuk menentukan unsur-unsur logam. Jenis spektrofotometer ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955 oleh para ilmuwan asal Australia. Para ilmuwan tersebut dipimpin Alan Walsh yang berasal dari CSIRO (Commonwealth Science and Industry Research Organization), Australia.  Ia mengembangkan spektrofotometer bersama dua rekannya, yakni Alkemade dan Milatz (1955) yang juga membahas seputar atom.

Beberapa keuntungan yang didapat jika menggunakan alat ini diantaranya, SSA ini memiliki sensitifitas yang tinggi, relatif sederhana dan juga selektif. Bagaimana dengan prinsip kerjanya ?

Prinsip kerja dari SSA yakni dengan menyerap sinar atom dari suatu sumber cahaya dalam sampel yang digunakan. Spektrometri Serapan Atom (SSA) ini sering digunakan dalam praktikum kimia analitik. Terutama dalam menentukan konsentrasi unsur logam dari sampel. Bahkan, teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis unsur logam selama lebih dari 62 jam. Wah, luar biasa ya alat ini.

Resonansi Magnetik Inti (NMR)

Ketika ada resonasi magnetik inti, atau dapat disingkat dengan NMR. Resonansi Magnetik Inti (RMI) ini adalah metode analisis yang digunakan untuk menentukan struktur molekul dari suatu bahan alami ataupun sintetik yang ada di lingkungan.

Jenis spektrofotometer ini bisa dibilang merupakan jenis spektrofotometer yang mudah digunakan, dan biasanya digunakan pada beberapa bahan organik.

spektrofotometer nmr
Alat Spektrofotometer NMR

Nucleic Magnetic Resonance (NMR) ini pertama kali dikembangkan oleh dua ilmuwan asal USA. yakni Edward Purcell dari Harvard University, dan Felix Bloch yang merupakan lulusan Standford University.

Perkembangan pun berlanjut hingga pada tahun 1946. Pada tahun 1946 tersebut, Blonch dan Purcell menemukan beberapa penemuan seputar sumber atom.Penggunaan jenis spektrofotometer NMR pun akhirnya berkembang dengan cepat. Hingga pada tahun 1960, metode ini sudah menjadi metode yang penting untuk pembelajaran  elusidasi. Pembelajaran elusidasi ini sangat berkaitan erat dalam menentukan suatu struktur kimia.

Pendar Molecular (pendar fluor/fosfor)

Dan yang terakhir ada pendar molecular. Jenis spektrofotometer pendar molekular ini menggunakan metode yang melibatkan penyerapan radiasi. Pendar molecular ini memiliki nilai panjang gelombang yang lebih tinggi dibanding dengan beberapa jenis spetrofotometer lainnya.

Sesudah mengetahui jenis-jenis nya, yuk kita lanjut ke bagian-bagian spektrofotometer. Berikut penjelasan mengenai bagian-bagiannya.

Bagian – Bagian Spektrofotometer 

Kita lanjut ke poin selanjutnya yuk, yakni mengenai bagian-bagian spektrofotometer . Spektrofotometer ini memiliki bagian-bagian diantaranya ada sumber radiasi, monokromator, wadah sampel (kuvet), dan detektor. Untuk lebih memudahkan, anda bisa lihat pada ilustrasi berikut ya.

Sumber Radiasi

Pertama ada sumber radiasi. Sumber sinar ini berasal dari spektrofotometer  dengan beberapa jenis lampu. Diantaranya ada lampu hidrogen, lampu deuterium yang memiliki panjang gelombang 180-350 nm, lampu xenon, dan lampu pijar tungsten yang memiliki panjang gelombang 350-2500 nm.

Monokromator

Selanjutnya ada bagian monokromator yang terdapat pada spektrofotometer  ini berfungsi untuk memecah sumber cahaya radiasi menjadi radiasi dengan pita energi yang lebih sempit (monokromatis). Monokromator juga  dapat menghasilkan sinar radiasi dengan lebar pita efektif sebesar 35 – 0,1 nm.

Wadah Sampel (Kuvet)

Yang ketiga ada wadah sampel atau kuvet. Kuvet ini berfungsi untuk menaruh sampel larutan yang akan diuji. Kuvet memliki bentuk persegi panjang kecil dengan ketebalan yang berbeda-beda, dari 1-10 cm. Wadah sampel atau kuvet ini terbuat dari bahan silika. Pada spektrofotometer , kuvet ini ditaruh di dalam spektro yang dalam pengujiannya nanti akan ditutup.

Detektor

Yang terakhir ada detektor. Detektor pada alat spektrofotometer ini berfungsi untuk menangkap cahaya. Cahaya tersebut nantinya akan diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat detektor spektrofotometer adalah harus memiliki sensitifitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan daya radiasi yang kecil dapat terdeteksi, hingga akan memiliki hasil yang stabil nantinya.

Cara Kerja Spektrofotometer 

cara kerja spektrofotometer

Cara kerja spektrometer secara umum sebenarnya sederhana. Spektrofotometer  memiliki prinsip dengan menembakkan cahaya putih yang kemudian diuraikan menjadi spektrum cahaya melalui cermin prisma. Untuk menggunakan spektrometer modern pun terbilang mudah, karena keseluruhan prosesnya bersifat otomatis. Bagaimana cara kerjanya secara umum? Berikut penjelasannya.

  1. Pertama, pastikan sumber cahaya bisa berfungsi dengan baik. Anda bisa menggunakan lampu natrium sebagai sumber cahaya.
  2. Kedua, arahkan spektrometer tepat di hadapan sumber cahaya. Tujuannya adalah supaya cahaya bisa langsung menuju lensa kolimator.
  3. Ketiga, anda harus kalibrasikan spektrometer terlebih dahulu. Catat sudut mula-mula saat bagian teleskop dan lensa kolimator berada di sumbu yang sama.
  4. Keempat, siapkan dan letakkan cermin prisma yang akan diukur indeks biasnya.
  5. Kelima, atur teleskop hingga tampak garis-garis spektrum pada setiap panjang gelombang.
  6. Keenam, geser teleskop hingga benang silang saling berhimpitan dengan garis-garis spektrum.
  7. Ketujuh, catat sudut dispersi yang muncul saat spektrum cahaya telah terlihat jelas.
  8. Terakhir, hitung indeks bias cermin prisma berikut panjang gelombangnya.

Nah, tadi adalah cara kerja spektrofotometer secara umum, jika anda ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai cara menggunakan spektrofotometer dengan sampel, kita bahas di poin selanjutnya ya.

Penggunaan Spektrofotometer di Laboratorium

ilustrasi spektrofotometer di laboratorium
Spektrofotometer di Laboratorium

Di poin ini, penulis akan menjabarkan beberapa cara menggunakan spektrofotometer di laboratorium. Alat spektrofotometer ini menjadi salah satu instrumen yang sangat dibutuhkan di laboratorium, baik laboratorium farmasi, kimia, biologi, kedokteran, hingga lingkungan. Penulis ingin memberikan salah satu contoh menggunakan spektrofotometer di laboratorium farmasi.

Pada laboratorium farmasi atau dunia farmasi, spektrofotometer  ini berfungsi untuk menentukan nilai absorbansi dari sampel. Sampel yang digunakan pun bermacam, bisa mulai dari obat, ekstrak tanaman hingga bahan kimia.

Kita akan ambil satu contoh, yakni menggunakan sampel ekstrak tanaman. Misalnya, kita sedang menjalankan penelitian kuantitatif untuk mengetahui nilai absorbansi dari kombinasi ekstrak tanaman.

Jadi, sampel esktrak tanaman yang diduga memiliki kandungan vitamin c dimasukkan ke dalam kuvet secara aseptis. Usahakan untuk pegang kuvet dengan menggunakan tissue, hal ini dikarenakan, jari dan tangan kita bisa saja dalam keadaan berminyak atau basah, yang dapat mempengaruhi hasil nilai absorbansi dari cahaya monokromator.

Jika sudah dilakukan pengujian, akan keluar nilai absorbansi dari sampel ekstrak tanaman tersebut dihitung dan dibandingkan dengan kontrol positif (nilai absorbansi tablet vitamin c). Dengan hal ini, dapat diketahui seberapa besar dan dekat nilai absorbansi dari sampel dan kontrol positif, sehingga akhirnya dapat diketahui pula seberapa besar kadar vitamin c yang terdapat pada sampel setelah dibandingkan dengan kontrol positif.

Istilah – Istilah 

Beberapa istilah yang sering dipakai dalam spektrofotometer adalah absorbansi, transmitan, kuvet, drive cell, dan blanko. Berikut penjelasannya.

  1. Absorbansi adalah daya radiasi sinar yang diserap oleh larutan baik itu larutan baku maupun blanko
  2. Transmitan adalah daya radiasi sinar yang diteruskan atau yang keluar dari kuvet dan daya radiasi sinar yang masuk ke dalam kuvet.
  3. Kuvet adalah tempat untuk meletakkan larutan, baik larutan blanko maupun larutan baku.
  4. Drive cell adalah tempat untuk meletakkan kuvet.
  5. Blanko. Blanko ini berfungsi untuk mengoreksi adanya sinar yang dipantulkan oleh kuvet dan sinar yang diserap oleh sampel lain.

Yang Harus Diperhatikan

Penggunaan alat spektrofotometer  ini terkadang tidak bisa berjalan dengan sempurna. Hal inilah yang kadang dapat menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer apalagi ketika hendak mengukur konsentrasi analit dari sampel yang digunakan. Dan disini penulis akan menjabarkan beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan alat spektrofotometer.

  1. Pertama, adanya serapan oleh pelarut .Kesalahan ini bisa diatasi dengan menggunakan blanko atau larutan berisi selain komponen yang dianalisis termasuk di dalamnya adalah zat pembentuk warna.
  2. Kedua, perhatikan bahan dasar dan serapan dari kuvet. Biasanya kuvet ini terbuat dari bahan gelas maupun kuarsa,  dan kuvet ini harus berasal dari bahan yang berkualitas.
  3. Ketiga, kesalahan fotometrik. Kesalahan fotometrik ini sebenarnya masih terbilang normal dalam pengukuran dengan absorbansi rendah maupun tinggi.

Cara Merawat Spektrofotometer 

Dalam setiap menggunakan alat laboratorium, kita harus memperhatikan cara merawat alat tersebut. Bagaimana cara merawat alat tersebut? Yuk simak ulasan berikut ini.

  1. Lakukan warning-up atau pemanasan pada alat spektrofotometer  selama 15-20 menit.
  2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena dapat mengganggu pengukuran.
  3. Simpan alat spektrofotometer di dalam ruangan yang suhu yang stabil dan di atas meja yang permanen.
  4. Pastikan kuvet selalu bersih dari bekas sampel sebelum digunakan.
  5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet selalu dalam keadaan kering.
  6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

Kalibrasi Alat Spektrofotometer 

Pada poin sebelumnya kita telah membahas beberapa hal mengenai spektrofotometer. Ya, Spektrofotometer  adalah alat untuk mengukur nilai transmitan atau absorban pada suatu sampel. Spektro akan menghasilkan sebagai fungsi panjang gelombang dan nilai absorbansi. Yang nantinya, kedua nilai tersebut dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan kontrol positif yang telah tersedia.

Dan sudah pasti, setiap alat laboratorium yang digunakan harus melakukan kalibrasi secara berkala. Beberapa kalibrasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Kalibrasi Panjang Gelombang

Kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan panjang gelombang. Dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  1. Dengan menggunakan filter gelas holium oksida yang memiliki panjang gelombang acuan (nm).
  2. Memasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara).
  3. Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.

Kalibrasi Absorbansi

Selanjutnya ada kalibrasi absorbansi. Sebelumnya, apa itu absorbansi?

Absorbansi adalah daya radiasi sinar yang diserap oleh larutan baik itu larutan baku maupun blanko. Nah, untuk melakukan kalibrasi dengan absorbansi pada spektrofotometer dapat dilakukan dengan cara berikut.

  1. Pertama, buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A)
  2. Kedua, buat larutan kalium dikromat 100 + 1  mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B)
  3. Terakhir, buat kembali larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan atau sampel yang hendak digunakan (+ 2%)

Tips Memilih Spektrofotometer 

Jika anda sedang mencari informasi mengenai spektrofotometer dan hendak membeli alat tersebut, pastikan untuk membaca tips memilih alat ini ya sobat. Langsung saja kita simak.

  1. Tentukan jenis spektrofotometer yang anda butuhkan.
  2. Sebelum membeli alat, pastikan anda sudah membaca brosur-brosur yang dikeluarkan oleh produk tersebut.
  3. Baca seputar produk spektrofotometer di website, kemudian pahami terlebih dahulu sebelum membeli alat ini.
  4. Pastikan untuk mendapatkan penawaran resmi dari konsultan alat laboratorium agar bisa mendapatkan harga yang paling murah.
  5. Tanyakan seputar harga, pengiriman, dan yang pasti adalah seputar instalasi dan cara menggunakan alat spektro tersebut.

Kisaran Harga Spektrofotometer 

Selanjutnya kita akan membahas mengenai kisaran harga alat spektrofotometer  nih sobat, berapa sih kisaran harga alat tersebut?

Di tahun 2021 ini, kisaran harga spektrofotometer berada antara 30 jutaan hingga 300 jutaan. Kisaran harga tersebut berbeda-beda tergantung dari brand tersebut.

FAQ Seputar Spektrofotometer 

1- Apa Itu Spektrofotometer ?

Spektrofotometer ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan prinsip serapan cahaya dengan menggunakan sinar ultraviolet. Spektrofotometer ini adalah gabungan dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer.

2- Apa Yang Dimaksud dengan Spektrometer dan Fotometer?

Spektrofotometer dapat menghasilkan sinar dari sebuah spektrum dengan pancaran panjang gelombang tertentu. Sedangkan fotometer, lebih mengacu pada alat pengukur adanya intensitas cahaya yang mana ditransmisikan atau istilah lainnya adalah di absorpsi.

3- Siapa Penemu Alat Spektrofotometer Pertama Kali ?

Kemunculan spektrofotometer  ini berawal pada abad ke-19, tepatnya pada tahun 1802. Penemuan ini berawal dari seorang ilmuwan bernama William Hyde Wollaston . Pada saat itu William menemukan bahwa dalam sebuah spektrum optik matahari, didapat beberapa garis hitam. Hal ini pun akhirnya mematahkan temuan sebelumnya yang menganggap bahwa sebuah spektrum matahari tidak dapat tersusun dari gradasi warna. Padahal, nyatanya semua itu pun bisa dilakukan.

Temuan William ini kemudian diperkuat oleh ilmuwan lainnya, yakni Josef Von Fraunhofer. Ya, pada tahun 1814 Josef pun meneliti hal yang sama. Kedua ilmuwan tersebut pun akhirnya mengukur panjang gelombang dari garis-garis tersebut.

Lalu, apa yang dapat disimpulkan ?

Dari temuan kedua ilmuwan tersebut, akhirnya disimpulkan bahwa garis-garis hitam tersebut disebabkan karena adanya beberapa elemen kimia yang terserap dari matahari tersebut.

Temuan mengenai alat spektrofotometer pun terus berlanjut. Pada tahun 1905, akhirnya ditemukan sebuah alat untuk melihat spektrum. Bentuknya pun hampir menyerupai tabung, dan alat inilah yang kemudian dikenal sebagai spektrometer sederhana pada masa itu. Spektrofotometer pun terus dikembangkan hingga pada akhirnya menjadi spektrofotometer dengan bentuk yang lebih modern.

4- Apa Fungsi Spektrofotometer ?

Fungsi spektrofotometer  adalah untuk mengidentifikasi nilai absorbansi dari suatu sampel dengan menggunakan sinar ultra violet. Spektrofotometer ini dapat menghasilkan nilai absorbansi secara kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai absorbansi yang nantinya akan dibandingkan dengan kontrol positif.

Mungkin anda bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan pengujian kualitatif dan kuantitatif?

Pengujian kualitatif adalah pengujian yang dilakukan berdasarkan bentuk dan warna, seperti warna sampel. Sedangkan pengujian kuantitatif adalah uji yang dilakukan untuk menghasilkan suatu nilai atau angka, seperti nilai absorbansi contohnya.

Kesimpulannya, fungsi spektrofotometer adalah untuk menganalisa suatu senyawa baik dari segi kualitatif dan kuantitatif, dengan cara mengukur absorban suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.

5- Bagaimana Prinsip Kerja Alat Spektrofotometer ?

Prinsip kerja spektrofotometer  ini adalah berdasarkan dispersi cahaya. Dispersi cahaya merupakan sebuah kondisi suatu cahaya yang diuraikan menjadi beberapa spektrum warna. Nah, untuk memunculkan dispersi cahaya diperlukan cermin prisma.

Spektrofotometer juga terkenal dengan prinsip hukum lambert beer. Apa Yang dimaksud dengan hukum lambert beer?

Hukum lambert beer adalah hukum yang berhubungan erat dengan penyerapan atau absorbsi dan intesitas cahaya. Intensitas cahaya ini sebenarnya bergantung pada konsentrasi dari sampel yang ada. Hukum lambert beer ini adalah dasar fotometri dalam melakukan sebuah analisis sampel.

6- Apa Saja Jenis-Jenis Spektrofotmeter ?

Diantaranya ada spektrofotometer uv-vis, spektrofotometer infra merah (FTIR), spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer resonansi magnetik inti (NMR), dan spektrofotometer pendar molecular. Yuk kita simak sedikit mengenai jenis-jenis spektrofotometer.

Spektrofotometer 

Seperti yang sudah kita bahas di poin selanjutnya, spektrofotometer  adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan prinsip serapan cahaya dengan menggunakan sinar ultraviolet. Spektrofotometer ini adalah gabungan dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer. Nah, masing-masing cahaya pada spektrofotometer berguna untuk menangkap objek ini memiliki panjang gelombang yang berbeda.

Spektrofotometer  ini merupakan gabungan antara prinsip dari alat spektrofotometer  UV dan Visible, hingga akhirnya menghasilkan jenis spektrofotometer UV-Vis.  Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yakni yang berasal dari sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.

Bagaimana cara kerjanya?

Nantinya, larutan yang telah dimasukkan ke dalam kuvet akan dianalisis dengan cara diukur serapannya. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet atau yang bisa disebut juga dengan sinar tampaknya. Pada prosesnya nanti, konsentrasi larutan yang dianalisis nilainya akan sebanding dengan  jumlah sinar yang diserap oleh zat di dalam sampel tersebut.

Infra Merah

Kedua ada infra merah. Infra merah ini juga dikenal dengan sebutan FTIR. Pada tahun 1800, seorang ilmuwan bernama Sir William Herschel pertama kali memperkenalkan konsep radiasi infra merah. Radiasi inframerah ini telah melalui berbagai macam percobaan. Spektrofotometer infra red (infra merah) ini menggunakan metode dengan mengamati radiasi elektromagnetik yang berada pada panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm, atau pada bilangan gelombang 13.000-10 cm-1.

Spektrofotometer infra merah atau FTIR ini fungsinya sangat luas, baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Fungsi utama dari spektrofotometer infra merah atau IR ini adalah untuk identifikasi senyawa organik. Hal ini dikarenakan, FTIR memiliki spektrum yang sangat kompleks, terdiri dari banyak puncak-puncak.

Selain itu, spektrum FTIR yang berasal dari senyawa organik memiliki sifat fisik yang baik. Hal tersebut berarti bahwa sangat kecil kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum yang sama. FTIR ini secara sederhana bekerja saat radiasi elektromagnetik. Sehingga, daerah infra merah akan mengeluarkan getaran yang berputar.

Komponen jenis spektrofotometer  infra merah (Inframerah) terdiri dari lima bagian pokok yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, dan rekorder. Spektrofotometer infra merah dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu  IR dengan berkas tunggal (single-beam) dan berkas ganda (double-beam).

SSA (Serapan Atom)

Yang kedua ada Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). SSA ini paling sering digunakan untuk menentukan unsur-unsur logam. Jenis spektrofotometer ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955 oleh para ilmuwan asal Australia. Para ilmuwan tersebut dipimpin Alan Walsh yang berasal dari CSIRO (Commonwealth Science and Industry Research Organization), Australia.  Ia mengembangkan spektrofotometer bersama dua rekannya, yakni Alkemade dan Milatz (1955) yang juga membahas seputar atom.

Beberapa keuntungan yang didapat jika menggunakan alatini diantaranya, SSA ini memiliki sensitifitas yang tinggi, relatif sederhana dan juga selektif. Bagaimana dengan prinsip kerjanya ?

Prinsip kerja dari SSA yakni dengan menyerap sinar atom dari suatu sumber cahaya dalam sampel yang digunakan. Spektrometri Serapan Atom (SSA) ini sering digunakan dalam praktikum kimia analitik. Terutama dalam menentukan konsentrasi unsur logam dari sampel. Bahkan, teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis unsur logam selama lebih dari 62 jam. Wah, luar biasa ya alat ini.

Resonansi Magnetik Inti (NMR)

Ketika ada resonasi magnetik inti, atau dapat disingkat dengan NMR. Resonansi Magnetik Inti (RMI) ini adalah metode analisis yang digunakan untuk menentukan struktur molekul dari suatu bahan alami ataupun sintetik yang ada di lingkungan.

Jenis spektrofotometer ini bisa dibilang merupakan jenis spektrofotometer yang mudah digunakan, dan biasanya digunakan pada beberapa bahan organik.

Nucleic Magnetic Resonance (NMR) ini pertama kali dikembangkan oleh dua ilmuwan asal USA. yakni Edward Purcell dari Harvard University, dan Felix Bloch yang merupakan lulusan Standford University.

Perkembangan pun berlanjut hingga pada tahun 1946. Di tahun 1946 tersebut, Blonch dan Purcell menemukan beberapa penemuan seputar sumber atom.Penggunaan jenis spektrofotometer NMR pun akhirnya berkembang dengan cepat. Hingga pada tahun 1960, metode ini sudah menjadi metode yang penting untuk pembelajaran  elusidasi. Pembelajaran elusidasi ini sangat berkaitan erat dalam menentukan suatu struktur kimia.

Pendar Molecular (pendar fluor/fosfor)

Dan yang terakhir ada pendar molecular. Jenis spektrofotometer pendar molekular ini menggunakan metode yang melibatkan penyerapan radiasi. Pendar molecular ini memiliki nilai panjang gelombang yang lebih tinggi dibanding dengan beberapa jenis spetrofotometer lainnya.

7- Bagaimana Cara Menggunakan Alat Spektrofotometer ?

  1. Pertama, pastikan sumber cahaya bisa berfungsi dengan baik. Anda bisa menggunakan lampu natrium sebagai sumber cahaya.
  2. Kedua, arahkan spektrofotometer tepat di hadapan sumber cahaya. Tujuannya adalah supaya cahaya bisa langsung menuju lensa kolimator.
  3. Ketiga, anda harus kalibrasikan spektrometer terlebih dahulu. Catat sudut mula-mula saat bagian teleskop dan lensa kolimator berada di sumbu yang sama.
  4. Keempat, siapkan dan letakkan cermin prisma yang akan diukur indeks biasnya.
  5. Kelima, atur teleskop hingga tampak garis-garis spektrum pada setiap panjang gelombang.
  6. Keenam, geser teleskop hingga benang silang saling berhimpitan dengan garis-garis spektrum.
  7. Ketujuh, catat sudut dispersi yang muncul saat spektrum cahaya telah terlihat jelas.
  8. Terakhir, hitung indeks bias cermin prisma berikut panjang gelombangnya.

8- Sampel Apa Saja Yang Bisa Dilakukan Pengujian dengan Spektrofotometer ? 

Ada berbagai sampel yang bisa dilakukan pengujian, diantaranya sampel ekstrak tanaman, larutan kimia hingga berbagai jenis obat-obatan.

9- Apa Saja Istilah-Istilah dalam Spektrofotometer ?

Istilah-istilah yang ada dalam spektrofotometer diantaranya :

  1. Absorbansi adalah daya radiasi sinar yang diserap oleh larutan baik itu larutan baku maupun blanko.
  2. Transmitan adalah daya radiasi sinar yang diteruskan atau yang keluar dari kuvet dan daya radiasi sinar yang masuk ke dalam kuvet.
  3. Kuvet adalah tempat untuk meletakkan larutan, baik larutan blanko maupun larutan baku.
  4. Drive cell adalah tempat untuk meletakkan kuvet.
  5. Blanko. Blanko ini berfungsi untuk mengoreksi adanya sinar yang dipantulkan oleh kuvet dan sinar yang diserap oleh sampel lain.

10- Bagaimana Cara Merawat Spektrofotometer ?

Cara merawat spektrofotometer  adalah sebagai berikut :

  1. Lakukan warning-up atau pemanasan pada alat spektrofotometer selama 15-20 menit.
  2. Sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena dapat mengganggu pengukuran.
  3. Simpan alat spektrofotometer  di dalam ruangan yang suhu yang stabil dan di atas meja yang permanen.
  4. Pastikan kuvet selalu bersih dari bekas sampel sebelum digunakan.
  5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet selalu dalam keadaan kering.
  6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

11- Apa Perbedaan Spektrofotometer Single Beam dan Double Beam?

Single Beam

Pertama-tama, kita bahas mengenai single beam dulu ya. Spektrofotometer  single beam ini dapat digunakan untuk pengukuran yang bersifat kuantitatif. Jenis single beam ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya prosesnya yang lebih sederhana, dan dapat mengurangi biaya karena harganya lebih murah.

Single beam dan double beam memiliki perbedaan di sumber cahaya yang dihasilkannya. Sehingga panjang gelombang keduanya pun berbeda. Panjang gelombang paling rendah pada single beam adalah 190 sampai 210 nm, dan yang paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm.

Double Beam

Selanjutnya ada spektrofotometer double beam. Berbeda dengan spektrofotometer  single beam. Jenis single dapat digunakan pada  panjang gelombang dari 190 sampai 750 nm. Spektrofotometer jenis double beam ini akan  memiliki dua sinar yang dibentuk oleh potongan sinar. Nantinya, sinar pertama akan melewati larutan blanko, dan yang kedua akan melewati sampel.

12- Bagaimana Cara Kalibrasi Alat Spektrofotometer ?

Setiap alat laboratorium yang digunakan harus melakukan kalibrasi secara berkala. Beberapa kalibrasi yang perlu dilakukan oleh alat spektrofotometer adalah sebagai berikut :

Kalibrasi Panjang Gelombang

Kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan panjang gelombang. Dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  1. Dengan menggunakan filter gelas holium oksida yang memiliki panjang gelombang acuan (nm).
  2. Memasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara).
  3. Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.

Kalibrasi Absorbansi

Selanjutnya ada kalibrasi absorbansi. Sebelumnya, apa itu absorbansi?

Absorbansi adalah daya radiasi sinar yang diserap oleh larutan baik itu larutan baku maupun blanko. Nah, untuk melakukan kalibrasi dengan absorbansi pada alat ini dapat dilakukan dengan cara berikut.

  1. Pertama, buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A)
  2. Kedua, buat larutan kalium dikromat 100 + 1  mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B)
  3. Terakhir, buat kembali larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan atau sampel yang hendak digunakan (+ 2%)

13- Berapa Kisaran Harga Alat Spektrofotometer ?

Di tahun ini, kisaran harga spektrofotometer berada antara 30 jutaan hingga 300 jutaan. Kisaran harga tersebut berbeda-beda tergantung dari brand tersebut.

Ditulis Oleh : DNA

Sumber dan Referensi : Wikipedia , Balai Teknologi Polimer (BTP)

Sebagai informasi tambahan, PT. Andaru Analitika Sains adalah konsultan alat laboratorium yang menyediakan solusi lengkap kebutuhan alat laboratorium. Bagi anda yang membutuhkan alat laboratorium bisa mengunjungi alamat googlemaps, menghubungi kami via whatsapp 087777277740 atau telepon 0251-7504679. Link brand dan produk alat laboratorium tersedia pada tautan : List Brand Alat Laboratoriumjual-alat-laboratorium-kontak-whatsapp-apm

Sampai disini dulu ya pembahasan seputar alat spektrofotometer, mulai dari pengertian spektrofotometer, sejarah, fungsi, jenis spektrofotometer, bagian-bagian spektrofotometer, cara menggunakan spektrofotometer, cara merawat spektrofotometer, kisaran harga spektrofotometer dan yang lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi dan ingin membeli alat ini ya sobat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *